Efek Inkubasi Aerob Fakultatif terhadap Kualitas Organoleptik, Fisik, dan Nutrisi Ampas Tahu Difermentasi Kapang Neurospora sitophila dan Trichoderma viridae sebagai Pakan Ternak
Abstract
Ampas tahu memiliki kandungan nutrien tinggi dan telah lama dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak, namun ampas tahu memiliki kekurangan yaitu daya simpan yang singkat sehingga diperlukan teknologi fermentasi. Fermentasi menggunakan kapang Neurospora sitophila (NS) dan Trichoderma viridae (TV) diharapkan menjadi solusi terkait permasalahan tersebut. Penelitian menggunakan teknik fermentasi aerob fakultatif, metode penelitian Rancangan Acak Lengkap 6 perlakuan diulangan 4 kali, Pengamtan Organoleptik, kualitas Fisik dan Kualitas Nutrient produk fermentasi. Kombinasi lama fermentasi 0,4,8 hari (B1,B2,B3) dan jenis kapang yaitu Neurospora sitophila (A1) dan Trichoderma viridae (A2). Analisis data dengan uji F, apabila berpengaruh nyata dilanjutkan Uji Duncan Multiple Test (DMRT) taraf 5%. Terdapat Interaksi dari pengunaan kapang dan lama fermentasi terhadap suhu akhir, terdapat Interaksi dari pengunaan kapang dan lama fermentasi terhadap derajat keasaman pH akhir, terdapat Interaksi antara lama fermentasi terhadap warna sebelum dikeringkan, Terdapat Interaksi dari pengunaan kapang dan lama fermentasi terhadap warna setelah dikeringkan, Terdapat Interaksi dari pengunaan kapang dan lama fermentasi terhadap tekstur sebelum dikeringkan, terdapat interaksi dari jenis kapang dan waktu lama fermentasi terhadap Tekstur setelah dikeringkan, Terdapat interaksi dari pengunaan jenis kapang dan waktu lama fermentasi terhadap Aroma setelah dikeringkan. Ampas tahu yang difermentasi menggunakan kapang Neurospora sitophila selama 8 hari menghasilkan produk terbaik sebagai bahan pakan konsentrat.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Achamadi, J. 2007. Kualitas pakan ternak yang baik dan aman untuk mendukung kesuksesan usaha peternakan. Universitas Diponegoro. Semarang.
Aisjah, T. 2001. Pengaruh takaran inokulum (T. viridae) dan suhu fermentor terhadap nilai gizi protein kasar dan serat kasar produk fermentasi bungkil kelapa sawit. Bionatura 3(3).
Beuchat, L. R. and L. R, B. 1977. Conversion of peanut shells and added nitrogen to protein by T. viridae.
Christi, R. F., Rochana, A. dan Hernaman, I. 2018. Kualitas fisik dan palatabilitas konsentrat fermentasi dalam ransum kambing perah peranakan Etawwa. Jurnal Ilmu Ternak. Universitas Padjajaran, 18(2): 121-125.
Hamelink, C. N., G. Van Hooijdonk, and A. P. C. Faaij. 2005. Ethanol from lignocellulosic biomasa, techno-economic performance inshort, midleand long-term. Bimas and Bionergy. 28: 384-410.
Judoamidjojo., M. Darwis, A. dan Sa’id, E. G. 1992. Teknologi fermentasi. Penerbit Rajawali pers, Jakarta.
Kanti, A. 2017. Potensi Kapang, Aspergillus niger, Rhizopus oryzae dan Neurospora sitophila. Buletin Peternakan, 41(1).
Leng, R. A. 1991. Application of Biotechnology to nutrition of animals in developing countries. F. A. O. Animal Production an Health.
Lestari, S. 2001. Pengaruh kadar ampas tahu yang difermentasi terhadap efisiensi pakan dan pertumbuhan ikan mas (Cyprinus carpio). Skripsi S1. Prodi Budidaya Peraiaran IPB, Bogor.
Melati, I., Mulyasari, M. dan Azwar, Z. I. 2011. Pengaruh fermentasi menggunakan Trichoderma viridae dan Phanerochaete chrysosporium serta gabungan keduanya terhadap komposisi nutrien tepung jagung sebagai bahan baku pakan ikan. Jurnal Riset Akuakultur, 7(1): 41-47.
Novianti, T., Wignyanto, W. and Nurika, I. 2012. Optimization spore producing β-karoten of fungus Neurospora sitophila by response surface method (On fermentatitation process duration and starter concentration). Jurnal Teknologi Pertanian, 5(2).
Noverina, N., Harlina, T., Yolandasari, D., Septianie, A., Nugraha, K., Dhalika, T. dan Budiman, A. 2008. Evaluasi nilai nutrisi tongkol jagung hasil bioproses kapang Neurospora sitophila dengan suplemtasi sulpur dan nitrogen. Jurnal Ilmu Ternak Universitas Padjajaran, 8(1).
Nurfaizin dan P. R. Matitaputty. 2015. Penggunaan kapang Karatogenik Neurospora sitophila dalam fermentasi limbah pertanian untuk pakan ternak ungas. Wartazoa 25(4): 189-196.
Sukarminah, E., Sumanti, D. M., dan Hanidah, I. 2008. Mikrobiologi Pangan. Bandung: Penerbit Jurusan Teknologi Industri Pangan. Universitas Padjajaran.
Telew, C., V. G. Kereh., I. M. Untu, dan B. W. Rembet. 2013. Pengayaan Nilai Nutrisi Sekam padi berbasis Bioteknologi ”Effective Microorganisms” (EM4) sebagai bahan organik. Jurnal Zootek. 32(5).
Utomo, A. J. 2010. Palatabilitas seta rasio konsumsi pakan dan air minum kelinci jantan lokal peranakan New Zealand White yang diberi pelet atau silase ransum komplit. Institut Pertanian. Bogor. (Skripsi).
Pamungkas, F. B., sutrisno, E. dan sumiyati,S. 2011. Pengaruh variasi waktu fermentasi terhadap peningkatan protein pada apakn ternak dari campuran isi rumen sapi dan limbah kulit kopi dengan jamur T. viridae. (Doctoral disertation. Diponegoro University).
Purwati, C. S. dan Danang, R. 2018. Perubahan suhu, pH, protein kasar, dan serat kasar pada fermentasi biji kecipir (Psophocarpus tetragonolobus) dan tepung jagung dengan level jamur Trichoderma viridae yang berbeda. J Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis, 5(3): 45-49.
Widiastuti, R. 2013. Kualitas pellet berbasis sisa Pangan Foodcourt dan Limbah sayuran fermentasi sebagai bahan pakan fungsional ayam broiler. Universitas Diponegoro, Semarang (Doctoral dissertation, Tesis).
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.