Jumlah Total Mikroorganisme Susu Kambing Sapera di Balai Penelitian Ternak Bogor
Abstract
Susu kambing merupakan salah satu pangan asal hewan yang bernilai gizi tinggi, namun mudah rusak oleh mikroorganisme. Tujuan penelitian ini yaitu menentukan kualitas susu berdasarkan jumlah total mikroorganisme dari kambing Sapera yang dikembangbiakkan di Balai Penelitian Ternak Ciawi, Bogor. Sampel susu berasal dari 10 ekor kambing Sapera periode laktasi ke-2 dan ke-3. Pengambilan sampel dilakukan sepekan sekali sebanyak empat kali pada masa laktasi yaitu pekan ke-3 sampai dengan ke-7 setelah melahirkan. Metode hitungan cawan dengan cara tuang digunakan untuk menghitung Jumlah total mikroorganisme. Analisa data dilakukan secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk grafik dan tabel. Rata-rata jumlah total mikroorganisme susu kambing dalam penelitian ini berada dalam rentang 3,5 x 104 CFU/ml sampai dengan 8,3 x 108 CFU/ml. Jumlah total mikroorganisme dalam susu dari 9 ekor kambing Sapera berada di bawah standar Batas Maksimum Cemaran Mikroba (BMCM) berdasarkan SNI SNI No. 01-6366-2000, yaitu kurang dari 1 x 106 CFU/ml. Jumlah total mikroorganisme dalam susu dari kambing A, B, D, E, H, dan J menunjukkan peningkatan setiap minggunya, sedangkan kambing C, F, G, dan I menunjukkan jumlah total mikroorganisme dalam susu yang fluktuatif selama 4 pekan. Kualitas mikrobiologi susu bergantung pada kondisi kesehatan ambing kambing dan higiene sanitasi selama pemerahan.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Arjadi, L., Nurwantoro, dan D. W. Harjanti. 2017. Evaluasi cemaran bakteri susu yang ditinjau melalui rantai distribusi susu dari peternakan hingga KUD di Kabupaten Boyolali. J. Ilmu Ilmu Pertanian. 13(1):1-10.
Aziz, A. S., P. Surjowardojo, dan Sarwiyono. 2013. Hubungan bahan dan tingkat kebersihan lantai kandang terhadap kejadian mastitis melalui uji California Mastitis Test (CMT) di Kecamatan Tutur Kabupaten Pasuruan. J. Tern. Trop. 14(2):72-81.
Barrionuevo, M., M. J. M. Alferez, I. L. Aliaga, M. R. S. Sampelayo, and M. S. Campos. 2002. Beneficial effect of goat milk on nutritive utilization of iron and copper in malabsorpsion syndrome. J. Dairy Sci. 85:657-664.
[BSN] Badan Standardisasi Nasional. 2000. SNI 01-6366-2000. Batas Maksimum Cemaran Mikroba dan Batas Maksimum Residu dalam Bahan Makanan Asal Hewan. Jakarta (ID): Badan Standardisasi Nasional.
[BSN] Badan Standardisasi Nasional. 2008. SNI 2897-2008 tentang Metode Pengujian Cemaran Mikroba dalam Daging, Telur dan Susu, serta Hasil Olahannya. Jakarta (ID): Badan Standardisasi Nasional.
Cahyono, D., M. C. Padaga, dan M. E. Sawitri. 2013. Kajian kualitas mikrobiologi (total plate count(TPC), Enterobacteriaceaedan Staphylococcus aureus) susu sapi segar di Kecamatan Krucil Kabupaten Probolinggo. J. Ilmu. Teknol. Hasil Tern. 8(1):1-8.
Chye, F. Y., A. Abdullah, and M. K. Ayob. 2004. Bacteriological quality and safety of raw milk in Malaysia. Food Microbiol. 21:535-41.
Conner, D. E. 1993. Naturally occurring compounds. Di dalam: Davidson PM, Branen AL, editor. New York (US): Marcel Dekker dari: Antimicrobial in Food. Ed ke-2.
Fayuma, R. 2008. Evaluasi potensi produksi susu pada kambing Saanen di PT. Taurus Dairy Farm [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Herawati. 2003. Pengaruh subsitusi hijauan pakan dalam ransum dengan nanas aktif terhadap produksi dan kualitas susu pada sapi perah laktas. J. Indones. Anim. Agric. 28(2):56-63.
Ismanto, T., S. Utami, dan H. A. Suratim. 2013. Pengaruh lama penyimpanan dalam refrigenerator terhadap berat jenis dan viskositas susu kambing pasteurisasi. J. Ilmiah Pet. 1(1):69-78.
Macciota, N. P. P., C. Dimauro, R. Steri, and A. Cappio-Borlino A. 2008. Mathemical modeling of goat lactation curve. In: G. Paulina & A. Cannas (Eds.). Dairy Goat Feeding and Nutrition. Wallingford. CAB International.
Mahardika, H. A., P.Trisunuwati, dan P. Surdowardojo. 2016. Pengaruh suhu air pencucian ambing dan teat dipping terhadap jumlah produksi, kualitas dan jumlah sel somatik susu pada sapi peranakan friesian holstain. Bul. Pet.. 40(1):11-20.
Murdiati, T. B., A. Priadi, S. Rachmawati, dan Yuningsih. 2004. Susu pasteurisasi dan penerapan HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point). J. Ilmu Tern. Vet.. 9(3):172-180.
Naidu, A. S. 2003. Antimicrobial from Animals. Di dalam: Roller S, editor. Natural Antimicrobials for The Minimal Processing of Food. Woodhead. Cambridge.
Nanu, E., C. Latha, P. B. Sunil, M. Thomas, and M. K. Vrinda. 2007. Quality assurance and public health safety of raw milk at the production point. American. J. Food Technol. 2(3):145-152.
Navyanti, F. dan R. Adriyani. 2015. Higiene sanitasi, kualitas fisik dan bakteriologi susu sapi segar perusahaan susu x di Surabaya. J. Kes. Ling.. 8(1):36-47.
Novita, C. I., A. Sudono, I. K. Sutama, dan T. Toharmat. 2006. Produktivitas kambing Peranakan Etawa yang diberi ransum berbasis jerami padi fermentasi. Med. Pet. 29(2):96-106.
Nwankwo, I. U., N. Amaechi, and W. A. Adiele WA. 2015. Microbial evaluation of raw milk from dairy farms in Udi L.G.A Enugu State, Nigeria. J. Agric. Vet. Sci. 8:60-65.
Pisestyani, H. 2017. Pengembangan prototipe alat celup puting untuk pencegahan mastitis subklinis pada sapi perah di Indonesia [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Pramesti, N. E. dan R. Yudhastuti. 2017. Analisis proses distribusi terhadap peningkatan Escherichia coli pada susu segar produksi peternakan x di Surabaya. J. Kes. Ling. 9(2):181-190.
Rachman, A. B. 2010. Telaah komposisi dan isolasi laktoferin pada kolostrum dan susu dari berbagai bangsa kambing [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Rosartio, R., Y. Suranindyah, S. Bintara, dan Ismaya. 2015. Produksi dan komposisi susu kambing peranakan etawa di dataran tinggi dan dataran rendah Daerah Istimewa Yogyakarta. Bul. Pet. 39(3):180-188.
Ruhimat, A. 2003. Produktivitas kambing persilangan Peranakan Etawa betina dengan kambing Saanen jantan (PESA) di PT. Taurus Dairy Farm [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Sasongko, D. A., T. H. Suprayogi, dan S. Mahardika. 2012. Pengaruh berbagai konsentrasi larutan kaporit (CaHOL) untuk dipping puting susu kambing perah terhadap total bakteri dan pH susu. J. Anim. Agric. 1(2):93-99.
Suriyasathaporn, W. and V. Chupia. 2011. Reduction in number of bacteria after pre-milking teat dipping in milking dairy cows. J. Natur. Sci. 10(2):301-306.
Sutama, I. K., H. Prasetyo, I. G. M. Budiarsana, Supriyati, Sumanto, dan D. Priyanto. 2010. Perakitan kambing sapera dengan produksi susu 2 L dan pertumbuhan pasca sapih >100 g/hari. Laporan Hasil Penelitian. Balai Penelitian Ternak. Ciawi, Bogor.
Suwito, W., W. S. Nugroho, A. E. T. H. Wahyuni, dan B. Sumiarto. 2014. Analisis mikrobiologi susu kambing peranakan ettawa (PE) dari Kabupaten Sleman Yogyakarta. J. Ked. Hew. 8(2):101-104.
Syarif, Kemal E., dan Bagus H. 2011. Buku Pintar Beternak dan Bisnis Sapi Perah. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Takakura, N., H. Wikabayashi, H. Ishibashi, S. Teraguchi, Y. Tamura, H. Yamaguchi, and S. Abe. 2003. Oral laktoferrin treatment of experimental oral candidiasis in mice. Antimicrob. Agent. Chemother. 47(8):2619-2623.
Taufik, E., G. Hildebrandt, J. N., T. I. Wirjajanto, K. Kreausukon, K. H. Zessin, M. P. O. Baumann, and F. H. Pasaribu. 2011. Microbiological quality of raw goat milk in Bogor Indonesia. Med. Pet.. 34(2):105-111.
Zain, W. N. H. 2013. Kualitas susu kambing segar di peternakan Umban Sari dan Alam Raya Kota Pekanbaru. J. Pet. 10(1):24-30.
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.