Profil Leukosit Burung Puyuh yang Mengalami Cekaman Panas setelah Pemberian Aspirin
Abstract
Beternak burung puyuh di Indonesia rentan terhadap cekaman panas karena kerap berhadapan dengan ancaman yang berasal dari tingginya suhu lingkungan sebagai akibat fenomena iklim tropis, Equinox, dan perubahan iklim. Sebagian besar tubuh puyuh dipenuhi oleh bulu dan puyuh juga tidak memiliki kelenjar keringat sehingga mekanisme pembuangan panas tubuh ke lingkungan hanya melalui proses evaporasi pernafasan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari potensi pemberian aspirin untuk mengatasi cekaman panas pada burung puyuh. Sebanyak 16 ekor burung puyuh dibagi dalam 4 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 ekor. Sediaan aspirin diberikan secara oral sekali setiap hari dengan dosis yang berbeda untuk setiap kelompok. Dosis aspirin yang digunakan sebesar 2.52 mg/kg BB untuk Kelompok I, 5.04 mg/kg BB untuk Kelompok II, 10.08 mg/kg BB untuk Kelompok III, dan 0 mg/kg BB untuk Kelompok IV sebagai kontrol negatif. Cekaman panas dengan suhu ruangan sebesar 35°C diberikan selama 8 hari. Analisis profil leukosit dilakukan dengan menghitung jumlah leukosit, diferensial leukosit dan indeks stres H:L. Penelitian ini menunjukkan bahwa indeks stres, sebagi acuan untuk mengamati dampak cekaman panas, dapat diturunkan dengan pemberian aspirin secara nyata (P<0.05) dari 0.91 ± 0.03 pada Kelompok IV menjadi 0.56 ± 0.01 pada Kelompok I, 0.52 ± 0.04 pada Kelompok II, dan 0.49 ± 0.01 pada Kelompok III berdasarkan uji ANOVA. Selain itu, jumlah leukosit pada burung puyuh yang mengalami cekaman panas mampu diturunkan dengan pemberian aspirin dari 9.92 ± 0.37 pada Kelompok IV menjadi 7.65 ± 0.19 pada Kelompok I, 7.15 ± 0.19 pada Kelompok II, 6.92 ± 0.15 pada Kelompok III. Pemberian aspirin juga mampu memperbaiki diferensial leukosit yang ditandai dengan penurunan persentase heterofil dan peningkatan persentase limfosit, namun tidak merubah persentase monosit, eosinofil, dan basofil. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pemberian aspirin berpotensi untuk mengatasi cekaman panas pada burung puyuh.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Auyang, S. Y. 2004. From experience to design: The science behind Aspirin.[Internet].[diunduh 2019 Mar 21]. Tersedia pada: http//www.creatingtechnology.org.
Beckman, C. 2003. Salicylate. Bulletin 9282 tdm 9. Beckman Coulter. Inc.
Blecha, F. 2000. Immune System Respon to Stress. Di dalam GP Moberg dan JA Mench, editor. The Biology of Animal Stress Basic Principles and Implications for Animals Welfare. Wallingford CABI.
Boonstra, R. 2004. Coping with changing northern environments: the role of the stress axis in birds and mammals. Integr Comp. Biol.44:95-108.
Brunton, L. L., Parker, K. L., Blumenthal, D. K., and Buxon, L. L. 2008. Goodman & Gilman’s The Pharmacological Basis of Therapeutics ed ke-11. New York (US): McGraw-Hill.
Campbell, T. W. and Ellis, C. K. 2012. Hematology of Birds. Washington (US): Blackwell Publishing.
Davis, A. K., Maney, D. L. and Maersz, J. C. 2008. The use of leukocyte profiles to measure stress in vertebrates: a review for ecologists. Functional Ecology. 22:760-772.
Dharmawan, N. S. 2002. Pengantar Patologi Klinik Veteriner (Hematologi Klinik) Cetakan ke-2. Denpasar (ID): Pelawa Sari.
Direktorat Perbibitan Ternak. 2011. Pedoman Pembibitan Buruh Puyuh yang Baik (Good Breeding Practice). Jakarta (ID): Kementrian Pertanian
El-Daly, E. F., El-Wardany., El-Gawad, A. H. A., Hemid, A. E. A. and Al-Azeem, N. A. A. 2013. Physiological, biochemical, and metabolic responses of Japanese quail (Coturnix coturnix japonica) as affect by early heat stres and dietary treatment. J Appl Animal Sci. 3(1): 201-216.
Erwan, E., Chowdhury, V. S., Nagasawa, M., Goda, R., Otsuka, T., Yasuo, S. and Furuse, M. 2014. Oral administration of D-aspartate, but not L-aspartate, depresses rectal temperature and alters plasma metabolites in chicks. Life Sciences, 109: 65-71.
Etches, R. J., John, T. M. and Verrinder, G. A. M. 2008. Behavioural, physiological, neuroendocrine, and molecular responses to heat stres. In: Daghir NJ, editor. Poult Prod hot Clim.
Gomathi, S., Vijitha, M. and Rathnasamy, S. 2014. Affinity Separation of Lysozyme from Quail Egg (Coturnix ypsilophora) and its Antimicrobial Characterization. Int J Pharm Tech Res. 6(4): 1286-1291.
Handayani, L., Suharmiati, dan Ayuningtyas A. 2012. Menakhlukan Kanker Serviks dan Kanker Payudara dengan 3 Terapi Alami. Jakarta (ID): Agromedia.
Karel, A. S. 2014. Avian Immunology. New York (USA): Elsevier. Laurence LB. 2008. Goodman & Gilma’s: Manual Pharmacology and Therapeutics 7th edition. New York (US): McGraw Hill.
Listiyowati, E. dan Roospitasari, K. 2004. Puyuh Tatalaksana Budi Daya secara Komersial. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.
Mardani, W. 2005. Profil protein total dan trigliserida darah ayam petelur fase layer pada temperature humidity index yang berbeda. J Univ Padj. 4(1): 2-4.
Maxwell, M. H. and Robertson, G. W. 1998. The avian heterophyl leucocyte: a review World’s Poult Sci J. 54(2): 155-178.
McClatchey, K. D. 2002. Clinical Laboratory Medicine Second Edition. Philadelpia (US): Lippincott Williams & Wilkins.
Moberg, G. P. 2000. Biological Response to Stres: Implications for Animal Welfare. Oxfordshire (UK): CABI Publishing.
Noor, R. R. 2009. Rahasia dan Hikmah Pewarisan Sifat. Bogor (ID): IPB Press.
Pal, G. K. and Pal, P. 2005. Textbook of Practical Physiology ed ke-2. Hyderabad (IN): Orient Longman Private.
Pravda, D., Boďa, K., Baumgartner, J., Jelínek, P., Kučínský, P., Okruhlica, M. and Petrovská, E. 1996. Hematological Parameters of Japanese Quail (Coturnix coturnix japonica) Kept in Cages under Normal Conditions and Exposed to Long-time Experimental Hypodynamy. Acta Vet. Brno 65: 93-97.
Roy, V. 2007. Pharmacology Autocoids: Nonsteroidal Antiinflamatory Drugs, Antipyretics, Analgesics. EJHP Sci 13: 83-91.
Scane, C. G. 2015. Blood. In. Scane CG Ed. Sturkie’s Avian Physiology Ed ke-6. Elsevier, Amsterdam. Academic Press.
Schalm, O. W., Weiss, D. J. and Wardrop, K. J. 2010. Veterinery Haematology. Ed ke-6. Iowa (US): Blackwell Pub.
Shoukary, R. D. E. L., Darwish, M. H. A., and Abdel-Rahman, M. A. M. 2015. Differential leucocyte count and total colony count changes in heat stress broiler. J Adv Vet Res. 5 (1): 21-28.
Subekti, E. dan Hastuti, D. 2013. Budidaya puyuh (Coturnix coturnix japonica) di pekarangan sebagai sumber protein hewani dan penambah income keluarga. J Mediagro. 9(1):1-10.
Sudrajat, D. dan Kardaya, D. 2014. Pengaruh suplementasi amonium klorida dan zinc sulfat terhadap performan broiler yang dipelihara pada cuaca panas. B UNIDA. 3:34-39.
Tamzil, M. H., Noor, R. R., Hardjosworo, P. S., Manalu, W. and Sumantri, C. 2013. Acute heat stres exposure on three lines of chickens with different heat shock protein (HSP)-70 genotypes. Int J Poult Sci. 12:264-272.
Tamzil, M. H., Noor, R. R., Hardjosworo, P. S., Manalu, W. and Sumantri, C. 2014. Hematological response of chickens with different heat shock protein 70 genotypes to acute heat stres. Int J Poult Sci. 13:14- 20.
Vane, J. R. 2003. The Mechanism of Action of Aspirin. Thromb Res 110: 25-58.
Virden, W. S. and Kidd, M. T. 2009. Physiological stres in broilers: ramifications on nutrient digestibility and responses. J Appl Poult Res. 18:338-347.
Vleck, C. M., N. Vertalino, D. Vleck, and T. L. Bucher. 2000. Stress, corticosterone, and heterophil to lymphocyte ratios in free-living adelie penguins. The Condor. 102(2); 392-400.
Wardana, A. 2007. Menggunakan SPSS dalam Penelitian Sosial. Yogyakarta (ID): UNY Pr. hlm 202-203.
Wilmana, P. F. 2001. Analgesik, Antipiretik, Anti-Inflamasi Non-steroid, dan Obat Pirai.
Wuryadi, S. 2013. Beternak Puyuh. Jakarta.
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.