Evaluasi Pewarnaan Kulit Samak Kelinci Mimosa Menggunakan Ekstrak Kulit Buah Naga (Hylocereus polyrhizus)
Abstract
Pewarnaan merupakan proses akhir pengolahan kulit untuk memperindah penampakan produk kulit tersamak. Pewarnaan kulit pada umumnya dilakukan dengan menggunakan pewarna sintetis, akan tetapi penggunaannya banyak menimbulkan dampak negatif berupa pencemaran pada lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pewarnaan kulit samak mimosa menggunakan ekstrak kulit buah naga. Materi penelitian ini menggunakan kulit kelinci samak mimosa dan ekstrak kulit buah naga sebagai pewarna alami. Percobaan disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan 5 kali ulangan. Data kekuatan jahit, kekuatan tarik, kemuluran, dan kelemasan diuji dengan anava dan apabila terdapat pengaruh perlakuan dilanjutkan dengan Uji Wilayah Ganda Duncan. Data untuk ketahanan gosok kering, ketahanan keringat, ketahanan cuci diuji dengan menggunakan penilaian standard grey scale dan dianalisis dengan uji Kruskal Wallis. Perlakuan yang diterapkan adalah perlakuan lama perendaman selama (P1) 30 menit, (P1) 60 menit, (P2) 90 menit, dan (P3) 120 menit. Hasil analisis ragam menunjukkan perlakuan lama perendaman menggunakan ekstrak kulit buah naga dalam pewarnaan kulit samak mimosa memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap kekuatan jahit, ketahanan gosok kering, ketahanan cuci, ketahanan keringat, kekuatan tarik, dan kekuatan bengkung namun lama perendaman menggunakan ekstrak kulit buah naga dalam pewarnaan kulit samak mimosa memberikan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05) terhadap kemuluran dan kelemasan. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa evaluasi pewarnaan kulit samak mimosa menggunakan ekstrak kulit buah naga yang paling baik dengan lama perendaman selama 120 menit.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Du, H., Wu, J., Ji, K. X., Zeng, Q. Y., Bhuiya, M. W., Su, S., Shu, Q. Y., Ren, H. X., Liu, Z. A. and Wang, L. S. 2015. Methylation Mediated by An Anthocyanin, O-Methyltransferase, Is Involved in Purple Flower Coloration in Paeonia. Journal of Experimental Botany. 66(21): 6563 – 6577.
Gilang, V. Hariyadi, P. dan Wijayanti, P. 2016. Aplikasi Kulit Kayu Mangrove (Rhizopora Sp.) Sebagai Alternatif Pewarnaalami pada Kulit Samak Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik Ke-5 Yogyakarta. Hlm.115-127.
Hassan, E. A., Ibrahim, M. T. and Sally, K. A. 2014. Optimisation of chrome retanning process to the garad (Acacia nilotica) tanned leather. Journal of Science and Technology. 15(1): 87-94.
Ingrath, W., Nugroho., A. Wahyunanto, dan Yulianingsih, R. 2015. Ekstraksi Pigmen Antosianin dari Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus costaricensis) sebagai Pewarna Alami Makanan dengan Menggunakan Microwave (Kajian Waktu Pemanasan dengan Microwave dan Penambahan Rasio Pelarut Aquades dan Asam Sitrat). Universitas Brawijaya. Malang.
Kanagy, J. R. 1977. Physical and Performance Properties of Leather. In The Chemistry and Technology of Leather Vol. 4. Ed. By O’Flaherty F., W.T. Roddy and R.M. Lollar. Krieger Publishing Company. Florida.
Kasmujiastuti, E. 2006. Penggunaan Zat Warna Alam Untuk Kulit Non Konvensional. Majalah Kulit Karet dan Plastik Vol. 22 No 1. Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik. Hlm.20-25.
Kusriniati, D., E. Setyowati, dan U. Achmad. 2008. Pemanfaatan Daun Sengon (Albizia falcataria) sebagai Pewarna Kain Sutera Menggunakan Mordan Tawas dengan Konsentrasi yang Berbeda. Fakultas Teknik UNNES. Semarang.
Kwartiningsih, E., Prastika, A. K. dan Triana, D. L. 2016. Ekstraksi dan Uji Stabilitas Antosianin dari Kulit Buah Naga Super Merah (Hylocereus costaricensis). Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Liyandari. 2000. Pewarnaan Batik Fadma. Skripsi. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta.
Maulik, S. R. and Bhowmik, K. I. 2006. Studies onapplication of some vegetable dyes on cellulosic and lignocellulosic fibre. Man-Made Textiles in India. 49(4): 142.
Lourdes, M. D., Tamayo, C. J. A., Duch, E. S., Lizama, A. P. and Herrera, M. C. H. 2013. Extraction and Stability of Anthocyanins Present in the Skin of the Dragon Fruit (Hylocereus undatus). Food and Nutrition Sciences. 4: 1221-1228.
Mustakim., I. Toharin, dan I. A. Rosyida. 2007. Tingkat Penggunaan Bahan Samak Chrome pada Kulit Kelinci Samak Bulu Ditinjau dari Kekuatan Sobek, Kekuatan Jahit, Penyerapan Air dan Organoleptik. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak. 2(2): 14-27.
Pancapalaga, W. 2008. Ilmu Teknologi Pengolaha Kulit. UMM Press. Malang.
Reda. Nassar dan Nahed. 2006. Anionic Colouration of acrylic Fibre part II: Printing with reactive, acid and direct dyes. J. Dyes and Pigments.74 (2): 215-222.
Riawan, I., E. Hartoyo, dan S. Rukmini. 2006. Panduan Tekstil dan Evaluasi Tekstil. Museum Tekstil DKI Jakarta.
Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2019. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Kementrian Pertanian.
SNI 06-0996. 1989. Pengujian Ketahanan Warna terhadap Gosokan.
SNI 06-1117. 1989. Pengujian Kekuatan Jahit.
SNI 06-4586-1998. Kulit Jadi dari Kulit Ular Air Tawar Samak Krom.
SNI ISO 5402. Kulit - Penentuan ketahanan bengkuk - Bagian 1: Metode flexometer.
ISO 17235: 2011(E) IULTCS/IUP 36: 2011(E). Leather – Physical and Mechanical Tets- Determination of Softnes.
SNI 105-E04. 2010. Cara Uji Tahan Luntur Warna terhadap Keringat.
Suparno, O., Gumbira-Sa’id, E., Kartika, I. A., Muslich, and Amwaliya, S. 2012. Chamois Leather Tanning Accelerated by Oxidizing Agent. Jurnal Teknik Kimia Indonesia. 11(1): 9-16.
Triatmojo, S. 2012. Teknologi Pengolahan Kulit Sapi. PT. Citra Aji Parama. Yogjakarta.
Triatmojo, S. dan Abidin, M. Z. 2014. Penyamakan Kulit Ramah Lingkungan Gadjah Mada University Press.Yogyakarta. Cetakan pertama.
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.