Strategi Pengembangan Trenggalek Agropark melalui Animal Based Tourism di Kabupaten Trenggalek
Abstract
Ketertarikan generasi muda untuk berkecimpung dalam sektor pertanian dan peternakan semakin hari semakin menurun. Hal ini dikarenakan sektor pertanian dianggap kurang menghasilkan dan menjadi petani dinilai sebagai kasta rendah. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam bidang pembangunan pertanian dan peternakan adalah dengan mendirikan Trenggalek Agropark. Tujuan dari kajian ini adalah untuk merumuskan strategi terbaik pengembangan Trenggalek Agropark melalui animal based tourism. Model analisis yang digunakan adalah SWOT dan QSPM. Berdasarkan diagram SWOT, maka strategi SO adalah strategi yang sesuai dengan kondisi Trenggalek Agropark. Strategi yang dirumuskan dari faktor internal dan eksternal melalui FGD dengan Dinas Pertanian dan Pangan, PPL dan generasi muda berdasarkan prioritas diantaranya sebagai berikut: a) melengkapi sarana dan prasaran serta melakukan diklat bagi SDM pendamping; b) menyiapkan lahan untuk penanaman HPT guna mendukung penerapan prinsip kesejahteraan hewan (animal welfare); c) menyediakan showroom untuk memasarkan pruduk pertanian dan peternakan yang telah dihasilkan oleh petani/peternak Kabupaten Trenggalek.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Anggraini, L., E. Kurnia, dan A. Warnaen. 2013. Strategi Pengembangan Kampung Wisata Aren Berbasis Community Based Tourism (CBT) di Desa Gelangsar Kec. Gunungsari. Prosiding Seminar Nasional Pertanian. 371-382.
Cassidy, A. and B. Mcgrath. 2015. Farm, Place and Identity Construction Among Irish Farm Youth Who Migrate. Journal of Rural Studies 37(1): 20 – 28.
Fitriani, A., Alim, S. dan Herlina, L. 2019. Strategi Pengembangan Usaha Pemeliharaan Ayam Pelung di Kabupaten Cianjur. Vol 21(1): 34-50.
Guntoro, B. 2018. Potentials Challenges of Animal Attractions in Developing Animal Based Tourism. International Conference on Food and Agricultural.
Nugroho, A. Dwi., Waluyati, L. Rahayu, dan Jamhari. 2018. Upaya Memikat Generasi Muda Bekerja pada Sektor Pertanian di Daerah Istimewa Yogyakarta. Vol 6 (1): 76-95.
Prawesti, N., R. Witjaksono, dan A. B. Raya. 2010. Motivasi Anak Petani menjadi Petani. Agro Ekonomi 17(1): 11-18.
Rangkuti, F. 2011. SWOT Balanced Scorecard (Teknik Menyusun Strategi Korporat yang Efektif Plus Cara Mengelola Kinerja dan Resiko). Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Rawendra, R., Indarwati, R. dan Muda, I. 2019. Materi Diklat Pra Assesmen Juru Sembelih Halal. Media Nusa Creativ. Malang.
Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran (Berorientasi Standar Proses Pendidikan). Kencana Prenada Media Group. Jakarta.
Setyorini, H., Effendi, M. dan Santoso, I. 2016. Analisis Strategi Pemasaran Menggunakan Matriks SWOT dan QSPM (Study Kasus: Restoran WS Soekarno Hatta Malang). Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri. Vol 5 (1): 46-53.
Sunarminto. B. H. 2014. Pertanian Terpadu Untuk Mendukung Kedaulatan Pangan Nasional. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Suwarto, A., A. T. dan Effendi, I. 2015. Perancangan Model Pertanian Terpadu Tanaman-Ternak dan Tanaman–Ikan di Perkampungan Teknologi Telo, Riau. Jurnal Agronomi Indonesia. Vol 23, 168-177.
Suyanto, M. 2007. Marketing Strategy Top Brand Indonesia. Yogyakarta: Andi Offset.
Thongma, W. and Leelapattana, W. 2018. Farm Tourism Management in Thailand: Case Study of Chiang Mai Province. International Conference on Food and Agricultural.
Utama, I G. B. R. 2013. Pengembangan Wisata Kota sebagai Pariwisat Masa Depan Indonesia. Seminar Nasional UNHI. Denpasar.
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.