Identifikasi Hormon Testosteron Sapi Kuantan Plasma Nutfah Riau Sebagai Penentu Klasifikasi Kriteria Pejantan Unggul
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk melihat performa kriteria sapi Kuantan jantan unggul melalui identifiaksi hormon testosteron dan ukuran testis. Penelitian menggunakan 15 ekor sapi jantan Kuantan yang berumur 2-3 tahun. Pengukuran lingkaran testis dan panjang testis sapi Kuantan di lakukan dengan mengambil testis sapi yang telah di sembelih sebelumnya. Analisis testosteron dalam plasma darah menggunakan analisis ELISA dan Kit Testosteron Enzyme EIA dilakukan di Laboratorium Ilmu Fisiologi Kedokteran Hewan UGM. Parameter yang diukur dalam penelitian adalah konsentrasi hormon testosteron, panjang testis dan lingkar testis. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran di analisis secara deskriptif. Untuk melihat hubungan konsentrasi hormon dengan ukuran testis dilakukan analisis regresi dan korelasi sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan konsentrasi hormon testosteron pada penelitian adalah 2,82±1,99 ng/ml, rataan panjang testis dan lingkar testis adalah 12,63± 0,14 cm dan 12,49±0,10 cm. Sedangkan untuk korelasi konsentrasi hormon dengan panjang testis dan lingkaran testis memiliki korelasi positif, hal ini menunujukkan bahwa semakin besar ukuran testis berbanding lurus dengan konsentrasi hormon testosteron yang dihasilkan. Hasil dari penelitian dapat disimpulkan bahwa performa sapi kuantan jantan unggul dapat dilihat dari klasifikasi kriteria ukuran testis yang berkolerasi positif kadar hormon testosteron yang dihasilkan.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Abdullah, M. A. N., R. R. Noor., H. Martojo, dan D.D. Solihin. 2008. Karakteristik genetik sapi Aceh dengan menggunakan DNA mikrosatelit. J. Indon. Trop. Anim. Agric. 33(3): 165-175.
Alfan, M. 2016. Hubungan body condition score (BCS) dengan ukuran testis pada sapi Bali di kandang kelompok pade Girang Kecamatan Linggasar Kabupaten Lombok Barat. Skripsi. Universitas Mataram.
Al-Omari, H. Y. 2012. Study of testosterone consentration during bereeding season of two breeds of goat bucks and their crossbred under exogenous GnRH treatments. Asian Anim. Vet. Adv. 7:693-701.
Astuti, M. 2004. Potensi dan keragaman sumber daya genetic sapi Peranakan Ongole (PO). Wartazoa. 14(3):98-106.
Barkawi, A. H., E. H. Elsayed, G. Ashour, and E. Shehata. 2006. Seasonal change in semen characteristics, hormonal profiles and testicular activity in Zaraibi goats. Small Rumin. Res. 66: 209-213.
Bhakat, M., T. K. Mohanty, V. S. Raina, A. K. Gupta, H. M. Khan, R. K. Mahapatra, and M. Sarkar. 2011. Effect of age and season on semen quality parameters in Sahiwal bulls. Trop. Anim. Health. Prod. 43:1161-1168.
Bearden, H. J., J. W. Fuquay, and S. T. Willard. 2004. Applied Animal Reproduction, 6th ed. Pearson Prentice Hall. New Jersey.
Brito, L. F. C., A. E. D. F. Silva., L. H. Rodrigues., F. V. Vieira., L. A. G. Deragon, and J. P. Kastelic. 2002. Effect of age and genetic group on characteristics of the scrotum, testis and testicular vascular cones and on sperm production and semen quality in AI bulls in Brazil. Theriogenology 58: 1175-1186.
Ditjennak. 2009. Peraturan Direktur Jenderal Peternakan Nomor: 21080/Kpts/PD.410/F/10/2009 tentang petunjuk teknis pengembangan perbibitan sapi lokal/eksotik. Direktorat Jenderal Peternakan, Jakarta.
DRG. 2009. User’s Manual Testosterone ELISA, EIA-1559. DRG Instruments GmbH, Division of DRG International, Inc. New York.
Foote, R. H., G. E. Seidel., J. Hahn., W. E. Berndtson, and G. H. Coulter. 1977. Seminal quality, spermatozoa output, and testicular changes in growing holstein bull. J.Dairy Sci. 60:85.
Hafez, E. S. E. 1980. Reproduction in Farm Animals. 4th edition. LEA&FEBIGER.Philadelphia.
Jiyanto dan Anwar, P. 2019. Identitifikasi kualitas spermatozoa sapi Kuantan Riau sebagai Pelestarian Plasma Nutfah Ternak Lokal.Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis. 6 (1): 52-56.
Johari, S., E. Kurnianto., Sutopo, dan S. Aminah. 2007. Keragaman protein darah sebagai parameter biogenetik pada sapi jawa. J Indon. Trop. Anim. Agric. 32(2): 112–118.
Kafi, M., M. Safdarian, and M. Hashemi. 2004. Seasonal variation in semen characteristics, scrotal circumference and libido of Persian Karakul rams. Small Rumin. Res. 53: 133-139.
Kastelic, J. P. 2013. Male involvement in fertility and factors affecting semen quality in bulls.Animal Frontiers. 3: 20-25.
Kheradmand, A., H. Babaei, and R. A. Batavani. 2006. Effect of improved diet on semenquality and scrotal circumference in the ram. Vet. Arhiv 76 (4): 334-341.
Latimer, F. G., L. L. Wilson, and M. F. Cain. 1982. Scrotal measurement in beef bulls:Heritability estimates, breed and test station effects. J. Anim. Sci. 54:473-479.
Lemma. A. and T. Shemsu. 2015. Effect of age and breed on semen quality and breeding soundness evaluation of pre-service young bulls. J. Reprod. Infertil. 6: 35-40.
Martin, G. B., D. Blache., D. W. Miller, and E. Vercoe. 2010. Interactions between nutrition and reproduction in the management of the mature male ruminant. Animal 4:1214–1226. https://doi.org/10.1017/S1751731109991674
Menteri Pertanian Republik Indonesia. 2014. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia nomor 1052/Kpts/SR.120/10/2014 tentang Penetapan Rumpun Sapi Kuantan. Menteri Pertanian RI. Jakarta.
Menegassi, S. R. O., J. O. J. Barcellos., V. Peripolli, and C. M. Camargo. 2011. Behavioral assessment during breeding soundness evaluation of beef bulls in Rio Grande do Sul. Anim. Reprod. 8:77-80.
Nalbandov, A. V. 1990. Fisiologi reproduksi pada mamalia Danunggas.Edisi-3.Universitas Indonesia (UI-Press), Jakarta.
Sarbaini. 2004. Kajian keragaman karakteristik eksternal dan DNA mikrosatelit sapi pesisir Sumatera Barat. Disertasi. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Sherwood, L. 2009. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta. EGC.
Steel., R. G. D. dan J. H. Torrie. 1991. Prinsip dan prosedur statistika. Diterjemahkan oleh Bambang Sumantri. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabet.
Udiati, U. 2007. Menyerentakkan berahi domba dan kambing dengan Spons progesteron.Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian.29 : 3.
Setiadji, S. V. 2016. Fisiologi Kelenjar Tiroid, Paratiroid, Vitamin D Serta Metabolisme Kalsium dan Fosfat. Abstract. University Of Indonesia.
Taylor., Robert. E. and Thomas G. Field. 2004. Scientific Farm Animal Production : An Introduction To Animal Science (Eighth Edition). Pearson Prentice Hall. New Jersey..764 P.
Wiyanto, A., I. K. Yase Mas, dan B. Sutiyono. 2014. Pengaruh Umur terhadap Ukuran Testis, Volume Semen dan Abnormalitas Spermatozoa pada Sapi Simmental di Balai Inseminasi Buatan Ungaran. Animal Agricultural Juornal 3(2): 292-299.
Wijono, D. B., Komrudin-Ma’Sum., L. Affandhy, dan A. Rasyid. 1995.Peranan skor kondisi badan dan bobot badan terhadap efisiensi penggunaan pejantan sapi potong sebagai sumber semen yang optimal.Pros. Pertemuan ilmiah Komunikasi dan Penyaluran. Hasil Penelitian. SubBalitnak Klepu. Semarang.
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.