Performans Reproduksi Sapi Lokal yang Toleran Terhadap Iklim di Merauke
Abstract
Potensi merauke sebagai daerah penghasil sapi potong di kawasan timur Indonesia telah di tetapkan oleh pemerintah, namun perlu adanya kajian lebih lanjut tentang kemampuan produksi dan reproduksi sapi lokal yang tolerans terhadap iklim di merauke. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui performas reproduksi sapi lokal di merauke, dewasa kelamin, umur pertama kawin, siklus birahi, lama estrus, lama kebuntingan, kawin kembali setelah beranak dan calving interval. Metode yang digunakan adalah survei secara langsung dan wawancara pada peternak. Data primer diperoleh dari dinas peternakan dan kesehatan hewan kabupaten merauke, sedangkan data sekunder di peroleh dari hasil wawancara dengan inseminator. Data diolah secara statistik menggunakan analisis deskriptif dalam bentuk rata-rata dan standar deviasi dari setiap peubah yang diamati. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling menggunakan sapi sebanyak 90 ekor. Hasil analisis menunjukkan performans reproduksi pada sapi jantan (pubertas) 17,20±0,066 bulan, umur pubertas sapi betina 20.90±0,099 bulan, umur sapi dara pertama kali dikawinkan 24.50±0,008 bulan. Lama bunting anak jantan 278,33±0,011 hari, lama bunting anak betina 274.10,33±0,044 hari. Kawin kembali setelah beranak 129,67±0,397 hari, nilai S/C sapi lokal >1 namun dalam ambang batas normal dan tingkat kematian pedet mencapai 18,04% yang diakibatkan oleh faktor eksternal. Kesimpulan penelitian ini adalah Performa reproduksi pada sapi lokal di merauke dengan keadaan suhu tinggi dalam keadaan normal.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Annashru, F., A. Ihsan, M., N. Yekti, A., P., dan A. Susilowati, T. 2017. Pengaruh perbedaan waktu inseminasi buatan terhadap keberhasilan kebuntingan Sapi Brahman Cross. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (3): 17 – 23.
Bakhtiar, Yusmadi, dan Jamaliah. 2015. Study of Reproduction Performance Aceh Cattle as the Basis for Information the Germplasm Preservation of Local Livestock. Jurnal Ilmiah Peternakan 3 (2) : 29-33.
Desinawati, N dan Isnaeni, N. 2010. Penampilan reproduksi sapi peranakan simmental di kabupaten tulungagung jawa timur. J. Ternak Tropika Vol. 11, No.2:-41-47.
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2015. Laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan kabupaten merauke.(ID) Indonesia.
Gilles, M., Otto, H., Isabell., Wolf, A.C., Scharnholz, and B. Peus, V. 2018. Maternal hypothalamus-pituitary-adrenal (HPA) system activity and stress during pregnancy: Effects on gestational age and infant’s anthropometric measures at birth. Psychoneuroendocrinology. Vol 94 : 152-161.
Haryanto, D., Hartono, M dan S. Suharyanti. 2015. Beberapa faktor yang memengaruhi service per conception pada sapi bali di Kabupaten Pringsewu. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu Vol. 3(3): 145-150.
Ihsan, M. N dan S. Wahyuningsih. 2011. Penampilan reproduksi sapi potong di Kabupaten Bojonegoro. Jurnal Ternak Tropika. 12 (2):76-8.
Iskandar. 2007. Performan Reproduksi Sapi PO pada Dataran Rendah dan Dataran Tinggi di Provinsi Jambi. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan. 15 (1)
Kune P dan N. Solihati. 2007 Tampilan Berahi dan Tingkat Kesuburan Sapi Bali Timor yang Diinseminasi. Jurnal Ilmu Ternak. 7 (1): 1 – 5.
Neto,A.V., Galvão, K.N., Thatcher, W.W. and J.E.P. Santos. 2017. Association among gestation length and health, production, and reproduction in Holstein cows and implications for their offspring. Journal of Dairy Science. Vol 100 (4):3166-3181.
Novita, C.I., Sari, E.M. dan E. Rahma. 2018. Karakterisasi Penampilan Reproduksi Sapi Aceh Betina Sebagai Sumber Daya Genetik Ternak Lokal di Kota Subulussalam. Agripet. 18 (1) : 36 -40.
Röttgen, V., Becker, F., Tuchscherer, A., Wrenzycki, C., Düpjan. , Schön, P.C. and B. Puppe. 2018. Vocalization as an indicator of estrus climax in Holstein heifers during natural estrus and superovulation. Journal of Dairy Science Vol. 101 No. 3.
Sarnklong, C., Cone, J., W. Pellikaan., W. and W. H Hendriks. 2010. Utilization of Rice Straw and Different Treatments to Improve Its Feed Value for Ruminants: A Review. Asian-Aust. J. Anim. Sci.23 (5) : 680 – 692.
Schüller, L.K., Michaelis, I. and W. Heuwieser. 2017. Impact of heat stress on estrus expression and follicle size in estrus under field conditions in dairy cows. Theriogenology. 93: 691
Sumiyoshi, T., Tanaka, T. and H. Kamomae. 2014. Relationship between the appearences and changes of estrous signs and estradiol-17β peak, leutinizing hormone surge and ovulation during the periovulatory period in lactating dairy cows. J.Dairy Sci. 95, 7115-7127.
Toelihere, M. R. 1987. Fisiologi Reproduksi pada Ternak. Penerbit Angkasa. Bandung.
Umiyasih, U dan Y. N. Anggraeny. 2007. Petunjuk Teknis Ransum Seimbang, Strategi Pakan Pada Sapi Potong, Laporan Penelitian, Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian, Depertemen Pertanian, Jakarta.
Van Soest, P. 2006. Rice Straw, the Role of Silica and Treatments to Improve Quality. Animal Feed Science and Technology, 130 (14):137–171.
Zimpel, R., Poindexter, R.B., Neto, A. V., Block, E., Nelson, C.D., Staples, C.R., Thatcher, W. W. and J.E.P. Santos. 2018. Effect of dietary cation-anion difference on acid-base status and dry matter intake in dry pregnant cows. J. Dairy Sci. 101:1–15.
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.