Pengaruh Penggunaan Ampas Kecap Dalam Ransum Terhadap Performa Itik Mojosari
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh dari penggunaan ampas kecap dengan beberapa level pemberian (0%; 5%; 7,5% dan 10%) dalam ransum terhadap performa (konsumsi, produksi telur, konversi ransum) itik Mojosari umur 20 minggu sebanyak 240 ekor dengan bobot badan rata-rata 1.385,0 ± 130,85 gram (CV=9,44%). Bahan pakan yang digunakan yaitu campuran ampas kecap, bekatul, bungkil kedelai, jagung kuning, tepung ikan,pollard dan premix. Perlakuan yang diterapkan yaitu penggunaan ampas kecap 5%, 7,5% dan 10%. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan. Parameter yang diamati adalah konsumsi ransum, produksi telur, konversi pakan. Data dianalisis dengan analisis ragam atau anova dengan uji F. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ampas kecap tidak berpengaruh terhadap performa itik Mojosari (konsumsi ransum, produksi telur, konversi ransum). Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan ampas kecap dapat digunakan dalam ransum itik Mojosari sampai level 10%.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Anggorodi, R. 1995. Nutrisi Aneka Ternak Unggas. PT. Gramedia Pustaka. Jakarta.
Agustina, D., N. Iriyanti dan S. Mugiyono. 2013. Pertumbuhan dan konsumsi pakan pada berbagai jenis itik lokal betina yang pakannya di suplementasi probiotik. J. Ilmiah Peternakan. 1 (2) : 691-698.
Andayani, D., M. Yanis dan B. Bakrie. 2001. Perbandingan produktivitas itik Mojosari dan itik lokal pada pemeliharaan secara intensif di DKI Jakarta. Pros. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor, 17 – 18 September 2001. Puslitbang Peternakan, Bogor. hlm.: 533 – 541.
Bidura, I.G.N.G. 2007. Aplikasi Produk Bioteknologi Pakan ternak. Penerbit Udayana University Press, Denpasar.
Dewanti, R. 2010. Pengaruh Pejantan dan Pakan Terhadap Fenotip Pertumbuhan Itik Turi Sampai Umur Delapan Minggu. Seminar Nasional Unggas Lokal ke IV. Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro. Hal 153-159.
Ensminger ME. 1992. Poultry Science. Ed ke-3. USA: Interstate.
Hardjosworo, P. dan Rukmiasih. 1999. Itik Permasalahan dan Pemecahan. Penebar Swadaya, Jakarta.
Herdiana R. M., Y. Marshal., R. Dewanti., dan Sudiyon. 2014. Pengaruh penggunaan ampas kecap dalam pakan terhadap pertambahan bobot badan harian, konversi pakan, rasio efisiensi protein, dan produksi karkas itik lokal jantan umur delapan minggu. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Buletin peternakan. 38 (3) : 157-162.
Hy-Line International. 1986. Hy-Line Variety Brown, Comemercial Management Guide.A. publication of Hy-line international, West Des Moines, lowa.
Ketaren, P.P. dan L.H. Prasetyo. 2002. Pengaruh pemberian pakan terbatas terhadap produktivitas itik silang Mojosari X Alabio (MA) selama 12 bulan produksi, Balai Penelitian Ternak. Bogor.
Ketaren, P.P. 2006. Optimalisasi pemanfaatan wheat bran untuk produksi daging unggas melalui imbuhan enzim xilanase dan – glukanase: Itik pedaging. Pros. Seminar Nasional Bioteknologi. Cibinong, 15-16 Nopember 2006. Puslit Bioteknologi, LIPI, Cibinong, Bogor. hlm. 325-331.
Ketaren, P.P. 2007. Peran itik sebagai penghasil telur dandaging nasional. Wartazoa 17: 117-127.
Klasing, Kirk C. 2000. Comparative Avian Nutrition. Cab International: Wallingford.
Mayangsari N. S., A. Subrata., dan M. Christiyanto. 2013. Pengaruh proteksi protein ampas kecap dengan tanin terhadap konsentrasi amonia, produksi protein total dan persentase rumen undegraded dietary protein secara in vitro. Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang. J. 2 (1) : 261 – 268.
Mulyokusumo, S.E. 1974. Kecap. Terate. Bandung.
Mirnawati. W.I. 2001. Pengaruh Penggunaan Ampas Kecap yang Direndam dengan Asam Asetat dalam Ransum terhadap Kondisi Awal Peneluran Burung Puyuh. Skripsi S1. Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang.
Murtidjo, B. 1988. Mengelola ltik. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Muslim, D. A. 1992. Budidaya Mina Itik. Cetakan Pertama. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
NRC., 1994. Nutrien Requirement of Poultry. National Academy Science. Washington.
Nugraha, D., U. Atmomarsono dan L.D. Mahfudz. 2012. Pengaruh penambahan eceng gondok (Eichornia crassipes) fermentasi dalam ransum terhadap produksi telur itik Tegal. Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro Animal Agricultural Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p 75 – 85.
Parakkasi, A., 1983. Ilmu Gizi dan Makanan Ternak Monogastrik. Angkasa. Bandung.
Prasetyo, L. H., dan P. P. Ketaren. 2005. Interaksi antar bangsa itik dan kualitas ransum pada produksi dan kualitas itik lokal. Proseding. Seminar. Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor 12-13 September. P: 811-816.
Ranto dan M. Sitanggang. 2005. Panduan lengkap beternak Itik. Cetakan Pertama. Agro Media. Jakarta.
Rasyaf, M. 1991. Pengelolaan produksi telur. Edisi Kedua. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Rasyaf, M. 1993. Beternak Itik Komersial. Edisi kedua. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Rasyaf, M. 1996. Beternak Ayam Petelur. Penebar Swadaya. Anggota IKAPI. Jakarta.
Rizal, Yose. 2006. Ilmu Nutrisi Unggas. Yogyakarta: Andalas University Press.
Sastrosupadi, A., 2000. Rancangan Percobaan Praktis Bidang Pertanian. Penerbit Kanisus. Yogyakarta.
Scott, M. L., M. C. Nesheim, and R. J. Young. 1982. Nutrition of The Chicken. 3rd Edition. M. L. Scott dan Associates Ithaca. New York.
Septyana M. 2008. Performa Itik Petelur Lokal Dengan Pemberian Tepung Daun Katuk (Sauropus Androgynus (L.)Merr.) Dalam Ransumnya. Program Studi Ilmu Nutrisi Dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Bogor. (Skripsi).
Shen, T.F . 1985 . Nutrient requirement of egg-laying ducks. In : Duck Production Science and World Practice . (D.J. Farrel and P. Stapleton, Eds.). The University of New England, Armidale. Australia
Simanjuntak, L. 2004. Tik Tok Unggas Pedaging Hasil Persilangan Itik & Entok. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Sinurat, A.P ., P. Ketaren, P. Setiadi, A. Lasmini, dan A.R. Setioko. 1995 . Kebutuhan fosfor (P) untuk itik petelur. Prosidings Seminar Sains dan Teknologi Petemakan. Balai Penelitian Temak, Bogor. Hal. 202-206.
Sinurat, A. P. 2000. Penyusunan ransum ayam buras dan itik. Pelatihan proyek pengembangan agribisnis peternakan, Dinas Peternakan DKI Jakarta, 20 Juni 2000.
Srigandono, B. 1997. Ilmu Unggas Air. Gadjah Mada Press. Yogyakarta.
Sudaryani, T dan H. Santoso. 1994. Pembibitan Ayam Ras, Penebar Swadaya Jakarta.
Suharno, B. 2010. Beternak itik secara intensif. Penebar Swadaya. Jakarta.
Suharno, B dan K. Amri. 2003. Beternak Itik Secara Intensif. Cetakan kedelapan. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sukarini, N. E., L. D. Mahfudz dan A. M. Legowo. 2004. Pengaruh penggunaan ampas kecap yang diproses dengan larutan asam asetat untuk pakan terhadap komposisi kimia daging dada ayam broiler. Jurnal Pengembangan Peternakan Tropis, 29 (3): 129-135.
Supriyadi. 2002. Itik Petelur Unggul. Penebar swadaya, Jakarta.
Wahju, J. 2004. Ilmu Nutrisi Unggas. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Widayati, E. dan Y. Widalestari. 1996. Limbah untuk Pakan Ternak. Trubus Agrisarana. Surabaya.
Williamson, G. and W. J. A. Payne, 1993. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Winedar, H., Listyawati, S.,Sutarno., 2006. Daya Cerna Protein Pakan, Kandungan Protein Daging, dan Pertambahan Berat Badan Ayam broiler setelah Pemberian Pakan yang Difermentasi dengan Effective Microorganisms-4 (EM-4). Jurnal Bioteknologi. 3 (1) Hal : 14-19.
Tri Yuwanta. 1998. Performance of Asia Native Ducks Raised Under Extensive Rural Condition. Proc. 6th. APPC. Nagoya, Japan.
Zubaidah. 1991. Performans produksi telur hasil persilangan itik Alabio dengan itik bibit induk CV 2000 pada generasi pertama. Tesis. Fakultas Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Refbacks
- There are currently no refbacks.