Penggunaan Metode Sinkronisasi Estrus terhadap Respon Estrus pada Kerbau Rawa (b. Bubalis carabauesis) di Kabupaten Padang Pariaman
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode sinkronisasi estrus : ovsynch(P1), cosynch (P2) dan konvensional (P3) terhadap intensitas estrus pada kerbau rawa. Penelitian ini menggunakan 54 ekor kerbau rawa betina dengan kondisi reproduksi yang sehat, normal dan tidak bunting. Metode penelitian adalah dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 perlakuan dan 6 kelompok ternak. Tiga metode sinkronisasi estrus sebagai perlakuan adalah P1 adalah metode ovsynch: GnRH (0 d), PGF2a (7 d), GnRH (9 d), IB (10 d); P2 metode cosynch: GnRH (0 d), PGF2a (7 d), GnRH dan IB (9 d); dan P3 metode konvensional (PGF2a (1 d dan 11 d), IB (14 d). Variabel yang diamati adalah respon estrus, onset estrus, durasi estrus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase respon estrus dari ketiga metode adalah 100%. Onset estrus dari ketiga metode dihasilkan adalah 22,48 (P1); 21,40 (P2), dan 18,01 (P3). Sedangkan rataan durasi estrus yang dihasilkan adalah 15,48 jam (P1); 15,91 jam (P2) dan 12,20 jam (P3). Analisis statistik dengan uji chi square menunjukkan perbedaan metode sinkronisasi tidak memberikan pengaruh yang nyata (P>0,05) terhadap intensitas estrus. Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa perbedaan metode sinkronisasi estrus memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap respon estrus kerbau rawa. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode sinkronisasi estrus yang memberikan hasil terbaik adalah ovsynch protocol.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Badan Pusat Statistik. 2017. Populasi Ternak Provinsi Sumatera Barat Menurut Kabupaten/Kota. https://sumbar.bps.go.id. Di Akses 27 Oktober 2017.
De Rensis, F. and G. Lo‘pez. 2007. Protocols for synchronizing estrus and ovulation in buffalo (Bubalus bubalis). Theriogenology. 67: 209-216.
Efendi., M. T. N. Siregar., Hamdan., Dasrul., C. N. Thasmi., Razali., A. Sayuti, dan B. Panjaitan. 2015 Angka Kebuntingan Sapi Lokal Setelah D induksi dengan Protokol Ovsynch. Jurnal Medika Veterinaria. 159-162.
Frandson, R. D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Penerjemah B. Srigandono dan K. Prasono. Ed. 4. Gadjah Mada University Press, Jakarta.
Geary, T. W., R. R. Salverson, and J. C. Whittier. 2001. Synchronization of Ovulation Using GnRH or hCG With the CO-Synch Protocol in Suckled Beef Cows. J Anim Sci. 79(10): 2536-41.
Guzman, M. R. 1980. An Overview of Recent Development in Buffalo Research and Management in Asia. Dalam Buffalo Production for SmallFarms. ASPAC. Taipei.
Hafez, E. S. E. and Hafez. B. 2000. Reproduction in farm animals. 7th edition. Philadelphia (US): Lea and Febiger. p405-430.
Hall, J. B., W. D. Whittier., M. Jims., C. Marks, and C. David. 2009. GnRH Based estrous synchronization systems. Virginia Coopertaive Extension. Public. 013-400
Larson, J. E., Lamb, G. C., Stevenson, J. S., Johnson, S. K., Geary, T. W., Kesler, D. J., Dejarnette, J. M., Schrick, F. N., DiCoztanzo, A. and Arseneau, J. D. 2006. Synchronization of estrus in suckled beef cows for detected estrous and artificial insemination using gonadotroping-releasing hormone, prostaglandin F2α, and progesteron. Journal Animal Science. 84: 332-342.
Listiani, D. 2005. Pemberian PGF2α Pada Sapi Peranakan Ongole yang Mengalami Gangguan Korpus Luteum Persisten. [Tesis]. Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro, Semarang.
Martins, J. P. N., Policelli, R. K., Neuder, L. M., Raphael, W. and Pursley, J. R. 2011. Effects of cloprostenol sodium at final prostaglandin F2α of ovsynch on complete luteolysis and pregnancy per artificial insemination in lactating dairy cows. Journal Dairy Science. 94: 2815-2824.
Musthamin, B., I. Supriatna, and M. A. Setiadi. 2019. Respons dan Karakteristik Estrus setelah Sinkronisasi Estrus dengan Cloprostenol pada Sapi Friesian Holstein. Acta Veterinaria Indonesiana. 7(1): 29-36.
Mongkopunya, K. 1980. Reproductive Pailures in Swamp Buffaloes in Thailand. Dalam Buffalo Production for Small Farms. ASPAC, Taipei.
Pursley, J. R., R. W. Silcox, and M.C. Wiltbank. 1998. Effect of time of artificial insemination on pregnancy rates, calving rates, pregnancy loss, and gender ratio after synchronization of ovulation in lactating dairy cows. J. Dairy Sci. 81: 2139-2144.
Rajamahendran, R., M. Aali, and G. Giritharan. 2002. Ovarian Follikular Dynamic in Farms Animal and Human Curret Concept and clinical Application. Kongres I dan Seminar Nasional Bioteknologi Reproduksi 30-31 maret 2002. Malang.
Ribeiro, E. S., Bisinotto, R. S., Favoreto, M. G., Martins, L. T., Cerri, R. L. A., Silvestre, F. T., Greco, L. F., Thatcher, W. W. and Santos, J. E. P. 2012. Fertility in dairy cows following presynchronization and administering twice the luteolytic dose of prostaglandin F2α as one or two injections in the 5-day timed artificial insemination protocol. Theriogenology. 78(2): 273-284.
Rodtian, P., King, G., Subrod, S. and Pongpiachan, P. 1996. Oestrous behaviour of Holstein cows during cooler and hotter tropical seasons. Journal Animal Reproduction Science. 45: 47-58.
Sianturi, R. G., B. Purwantara., I. Supriatna., Amrozi, dan P. Situmorang. 2013. Optimasi Inseminasi Buatan pada Kerbau Lumpur (Bubalus bubalis) Melalui Teknik Sinkronisasi Estrus dan Ovulasi. JITV. 17(2): 92-99.
Siregar, T. N. 2008. Upaya Meningkatkan Intensitas Berahi Pada Kerbau dalam Hubungannya Dengan Peningkatan Angka Konsepsi Hasil Inseminasi Buatan. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan. 10(4): 69-74.
Sudarmaji., A. Malik, dan A. Gunawan 2004. Pengaruh Penyuntikan Prostaglandin Terhadap Persentase Berahi dan Angka Kebuntingan Sapi Bali dan PO di Kalimantan Selatan. Jurnal Ilmu ternak. 3(2): 10-25.
Taponen, J. 2009. Fixed-time artificial insemination in beef cattle. Acta. Vet. Scand. 51(48): 1-6.
Yoshida, C., Yusuf, M. and Nakao, T. 2009. Duration of estrus induced after GnRH-PGF2α protocol in dairy heifer. Journal Animal Science. 80: 649-654.
Yendraliza., Zesfin, B. P., Udin, Z. dan Jaswandi. 2010. Karakteristik reproduksi kerbau lumpur (swamp buffalo) betina di Kabupaten Kampar. Dalam: Prasetyo, L. H., Natalia, L., Iskandar, S., Puastuti, P., Herawati, T., Nurhayati., Anggraeni, A., Damayanti, R., Dharmayanti, N. L. P. I., Estuningsih, S. E. Teknologi peternakan dan veteriner ramah lingkungan dalam mendukung program swasembada daging dan peningkatan ketahanan pangan. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor, 3-4 Agustus 2010. Bogor (Indonesia): Puslitbangnak.
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.